Selasa, 10 Agustus 2010

LSM Liberal dan Gereja Tolak Hari Pembakaran al-Qur'an

Tindakan gereja Dove World Outreach dinilai menodai reputasi Yesus dan mengundang hujatan

Hidayatullah.com-- Bertempat di Kantor Pusat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Jalan Salemba, sejumlah LSM pencetus liberalisme dan pluralisme  di Indonesia  berkumpul untuk menyampaikan sikap menentang sebuah gerakan di AS yang menamakan dirinya Gerakan Hari Pembakaran al-Qur’an Sedunia.

Diantara kelompok itu adalah Ma'arif Institute, Masyarakat Dialog Antar Agama, Moderator Muslim Society Maarif Institute, Wahid Institute, Forum Lintas Agama,  Ikut juga Forum Kerukunan Antarumat Beragama, MATAKIN, DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), PGI, Parisadha Hindu Dharma Indonesia dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia.

Hadir pula Djohan Effendi, Bungaran Saragih, Damien Dematra, Pdt. Dr. Albertus Patty,  A. Wahid Maryanto, Nuril Arifin Husein, Zuhairi Misrawi, Fajar Riza Ul Haq, Pdt. Henry Lokra, Jeirry Sumampouw, Judith Tompah,  Eggy Sudjana, Pong Hardjatmo, Julia Satari.

Melalui Gerakan Peduli Pluralisme (GPP), kelompok ini  mengatakan, kampanye tersebut merupakan pelecehan terhadap agama Islam dan pelanggaran terhadap kebebasan beragama.

Dalam pernyataan pers dimuat di situs miliknya, GPP menyerukan enam hal:

Pertama, mengecam keras rencana aksi pembakaran al-Qur’an di Amerika Serikat oleh Dove World Outreach Center.

Kedua, meminta Dove World Outreach Center agar dapat menarik pernyataan dan menghentikan rencana aksi yang tidak terpuji dan melecehkan keyakinan Iman Agama lain.

Ketiga, meminta pemerintah Amerika Serikat segera menghentikan rencana aksi tidak beradab Dove World Outreach Center karena aksi itu bukan saja melanggar hak azasi manusia tetapi juga bisa memicu ketegangan dan konflik antar umat beragama di seluruh penjuru dunia.

Keempat, meminta semua pihak tidak mengikuti himbauan dari Dove World Outreach Center tersebut.

Kelima, 
menyerukan agar umat manusia, termasuk umat beragama di Indonesia, agar tidak terjebak dalam perbuatan-perbuatan anarkis seperti ini yang justru tidak memperlihatkan sikap keadaban.

Keenam, meminta pemerintah Republik Indonesia terus melakukan tugas menfasilitasi kehidupan kebebasan beragama di Indonesia yang lebih baik. Dan Menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk menjaga kondisi keamanan dan harmonisasi umat beragama di Indonesia terutama memasuki Bulan Ramadhan - Ibadah Puasa umat Islam.

Sebagaimana diketahui, Hari Pembakaran al-Qur’an Sedunia ini rencananya dilangsungkan bertepatan dengan sembilan tahun tragedi 11 September 2001. Gerakan yang dipelopori kelompok Dove World Outreach Center di Florida, Amerika Serikat, itu rencananya akan melakukan pembakaran al-Qur’an pada 11 September.

Dove World Outreach pimpinan Terry dan Sylvia Jones mengatasnamakan umat Kristen dan mengajak seluruh umat untuk berpartisipasi dalam Hari Pembakaran al-Qur’an Sedunia melalui akun Facebook-nya. Tak kurang sekitar 1.500 anggotanya mengklik tombol "Like" di Facebook.

Terry Jones, sesuai yang dilansir News.au, menuduh Islam dan hukum syariah bertanggung jawab atas aksi “terorisme” terhadap World Trade Center di New York pada 11 September 2001.

Tanggapan gereja

Di tempat berbeda, tokoh Kristiani Amerika Serikat mengecam seruan sebuah gereja di Florida yang ingin membakar Alquran pada tanggal 9 September sebagai peringatan tragedi runtuhnya menara kembar WTC.

"Dove World Outreach Center, Anda sangat memalukan," kecam Angel Nuñez, Wakil Presiden Konferensi Pimpinan Nasional Kristen Hispanik.

"Jika saya ingin memengaruhi seorang Muslim kepada Kristus, saya pasti tidak akan melakukannya dengan membakar al-Qur'an di depan umum dan memprovokasi mereka untuk lebih membenci kita," tambah Nuñez. "Kekuatan terbesar seorang Kristen adalah cinta kasih."

Asosiasi Nasional Evangelis mengeluarkan sebuah pernyataan mendesak Kamis pekan lalu waktu setempat yang mendesak agar gerakan provokatif itu dibatalkan.

"Kedengarannya, gerakan membakar al-Qur’an seperti upaya balas dendam," kritik Presiden Asosiasi Injili Amerika (NAE) Leith Anderson.

"Saya pikir ini mengerikan, menjijikkan, dan bodoh," kata Richard Land, Direktur dari Komisi Etika dan Agama dari Southern Baptist Convention. Land menambahkan, tindakan gereja itu telah menodai reputasi Yesus dan mengundang hujatan.  [gpp/cpo/cha/hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sabily