Menghadapi gencarnya pemurtadan dan kristenisasi yang dilakukan para misionaris Kristen, umat Islam harus siap konfrontasi, baik dialog (mujadalah) maupun perang (qital).
Hal itu diungkapkan Ustadz Abu Muhammad
Jibriel Abdurrahman, dalam Kajian Ilmiah “Membongkar Kristenisasi dalam
Pembohongan Masyarakat” di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi, Ahad
(13/11/2011).
Sebelum menghadapi serbuan gerakan
pemurtadan baik yang dilakukan oleh Yahudi maupun Kristen, Abu Jibriel,
demikian biasa disapa, menekankan agar umat Islam mendiagnosa karakter
Yahudi dan Kristen sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah.
“Diagnosa gerakan
pemurtadan dan kristenisasi tidak akan tepat bila kita tidak mengkaji
anatomi Yahudi dan Nasrani dalam Al-Qur'an,” jelas Wakil Amir Majelis
Mujahidin Indonesia (MMI) itu.
Abu Jibriel menambahkan, ada lima surat
dalam Al-Qur'an yang hampir seluruhnya membongkar watak asli Yahudi dan
Nasrani, yaitu surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa’ dan Al-Ma’idah.
Bila kita bisa mempelajari lima surat ini dengan baik, kita akan dapat
menguasai karakter dan sifat Yahudi dan Nasrani. Karenanya, ikhwan
aktivis Islam harus membaca lima surat Al-Qur'an tersebut agar memiliki
pemahaman yang benar dan lurus mengenai Yahudi dan Nasrani.
Setelah mengutip surat An-Nisa’ 44-52,
Abu Jibriel menyimpulkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang
selalu mencela orang-orang beriman. Mereka mengklaim telah mendapat
petunjuk Tuhan, padahal justru mereka itulah yang telah memilih jalan
kesesatan hingga akhirnya Allah Ta’ala melaknat mereka di dunia dan
akhirat.
“Mereka selalu mencerca orang-orang
beriman dan mengatakan diri mereka mendapat petunjuk, padahal diri
mereka dikutuk dan dilaknat Allah di mana saja mereka berada,” paparnya.
Pimpinan Majelis Ilmu Ar-Royan ini juga
mengimbau agar umat Islam berani menolak para misionaris yang datang ke
rumah-rumah umat Islam.
“Kalau ada orang Nasrani pakai kerudung
datang dengan mengatakan ‘Kami datang membawa keselamatan, jika ibu
ingin selamat dunia dan akhirat maka masuklah ke dalam agama Nasrani.’
Kalau bisa ajak dialog, tapi kalau tidak bisa, usir dia! Katakan,
‘Pembohong kamu! Kamu adalah mahluk yang terkutuk di dunia dan akhirat!”
tegasnya.
Ustadz Abu Jibriel menambahkan,
seharusnya orang Nasrani yang didakwahi agar masuk Islam, bukan
sebaliknya. Sebab Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 47:
“Hai kaum Yahudi dan Nasrani, berimanlah kalian kepada Al-Qur’an apa
yang telah Kami turunkan kepada Muhammad, Al-Qur’an membenarkan Taurat
dan Injil, jika kalian tidak mau beriman maka kami akan menghancurkan
kamu semua. Kami akan mengembalikan kamu kepada kekafiran atau kami akan
mengutuk kamu seperti Kami telah mengutuk orang-orang Yahudi dahulu
yang melanggar hari Sabtu. Ancaman Allah pasti berlaku.”
Secara prosedural, jelas Abu Jibriel, ia
pernah melaporkan upaya kristenisasi ini ke DPR RI namun tidak pernah
ada tindak lanjutnya. “Sekarang ada kasus Mobil Pintar dan banyak lagi
macam-macam. Kalau dulu di masa tsunami kami bersama-sama Habib Rizieq
mendapati sumbangan yang diberikan kepada para korban tsunami, di
dalamnya ada Bibel. Ada pula boneka-boneka yang bila dipencet akan
keluar lagu rohani Kristen. Kasus itu sudah kita bawa ke DPR tapi DPR
hanya diam saja, tidak ada proses apa-apa,” kenangnya. “Begitu hebatnya
kaum Nashara memurtadkan kaum Muslimin tapi kaum Muslimin tak berani!”
tambahnya.
Karenanya, Abu Jibriel menekankan agar
kaum muslimin menjadi umat yang berani membela agama Allah. “Jadilah
berani, jangan jadi penakut terus! Karena apa? Karena kita melaksanakan
Al-Qur’an!” tegasnya di hadapan ratusan jamaah majelis Ilmu Ar Royan.
Sementara dalam makalah “Kristenisasi:
Upaya Menabur Benih Keresahan & Kebohongan Dalam Masyarakat?” yang
dibagikan kepada jamaah, Abu Jibriel memaparkan dua sikap yang wajib
dimiliki umat Islam dalam menghadapi maraknya upaya kristenisasi, yaitu:
Pertama, umat
Islam harus bersiap sedia kapan saja dan di mana saja untuk menyambut
tantangan mereka. Karenanya umat Islam wajib mempersiapkan segala
perbekalan yang Allah perintahkan kepadanya sebagaimana firman Allah:
“Wahai kaum mukmin, bersiap dirilah
kalian untuk menghadapi kaum kafir dengan segenap kemampuan kalian dan
dengan pasukan berkuda, untuk menimbulkan ketakutan pada musuh-musuh
Allah, musuh-musuh kalian dan orang lain di luar mereka. Kalian tidak
tahu kekuatan mereka, tetapi Allah mengetahui kekuatan mereka. Harta apa
saja yang kalian telah dermakan untuk mendanai jihad untuk membela
Islam, niscaya Allah akan memberikan pahala kepada kalian dan kalian
tidak akan diperlakukan zalim” (Qs Al-Anfal 60).
Kedua, jika
kaum Muslimin sudah memiliki kemampuan, haruslah melakukan apa yang
telah dilakukan oleh teladan terbaik Rasulullah SAW ketika kesepakatan
dan perjanjian damai di kota Madinah dikhianati, beliau dan para
sahabatnya memerangi dan mengusir penduduk Yahudi dan Nasrani dari kota
Madinah. Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai kaum mukmin, perangilah
musuh-musuh kalian sampai gangguan terhadap kehidupan beragama lenyap.
Sehingga manusia beragama semata-mata karena taat kepada Allah. Jika
musuh-musuh kalian mau berhenti dan mengganggu kehidupan beragama, maka
antara kalian dengan mereka tidak ada alas an untuk bermusuhan.
Bermusuhan diperbolehkan hanya terhadap orang-orang yang melakukan
gangguan kehidupan beragama” (Qs Al-Baqarah 193).
“Wahai kaum mukmin, perangilah
orang-orang Yahudi dan Nasrani yang tidak mau beriman kepada Allah dan
hari akhirat, tidak meninggalkan larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya,
dan tidak mau masuk Islam, padahal mereka telah berjanji mengikuti Nabi
terakhir, kecuali mereka mau membayar jizyah dengan sukarela dan
bersikap merendah” (Qs At-Taubah 29). [taz/ahmed widad]
Sumber: (voa-islam.com) –
Sumber: (voa-islam.com) –
Tidak ada komentar:
Posting Komentar