Padahal islam sendiri sudah mengatakan :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat.” (QS. Al-Baqarah: 256).
Sudah sangat mengakar pada otak kiri
“Musuh-musuh Islam” bahwa agama islam bisa berkembang di jagad ini tidak
lain adalah menggunakan Pedang !. Islam adalah agama Pedang , bisa
bertambah banyak karena gorok leher kafir, untuk mendapat kapling
disurga salah satunya adalah gorok leher kafir, tidak seiman wajib
dibunuh, ibarat gengster yang bila mana ada anggotanya yang meninggalkan
geng tersebut, maka wajib digorok atau halal darahnya.
Pemikiran – pemikiran yang sangat
distorsi ini telah menjadi makanan sehari-hari mereka, sehingga
kebencian yang mendalam dapat kita lihat dari apa yang keluar dari mulut
mereka, yaitu agama teror dan kebiadapan modern. Hal ini bisa terjadi
karena mereka belum mempelajari islam secara kaffah, mereka mempelajari
islam karena kebencian dan sikap permusuhan yang sangat! dan juga karena
doktrin yang memang sudah di ajarkan dari kecil untuk membenci Islam
dan Muhammad berserta semua Ajarannya.
Bagaimana bisa “musuh-musuh Islam” mengatakan bahwa Muhammad
menyebarkan agamanya dengan menggunakan pedang? Dia memaksa orang masuk
Islam dengan menggorok leher orang? Sebaiknya mereka membuang jauh-jauh
pemikiran Keji lagi biadab seperti itu.
“Bagaimanapun sejarah jelas
menerangkan bahwa legenda tentang penaklukan Muslim terhadap dunia dan
memaksakan Islam dengan menggunakan pedang adalah suatu cerita yang
tidak masuk akal yang sering diceritakan oleh ahli sejarah.” (De Lacy O’Leary dalam Islam at the Crossroad (Islam di Persimpangan Jalan), London, 1923)
“Semakin saya pelajari semalam saya temukan bahwa kekuatan Islam bukan berasal dari pedang.” Mahatma Gandhi, Bapak India Modern dalam “Young India” (India Muda).
“Mereka (pengkritik Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam) melihat api bukannya cahaya, mendapat
kebodohan bukan kebaikan. Mereka mengubah setiap kebaikan dengan
kejahatan yang besar. Ha1 ini menggambarkan kebejatan moral
mereka….kritikan tersebut adalah buta. Mereka tidak bisa melihat bahwa
satu-satunya pedang Muhammad adalah pedang kemurahan hati, petunjuk,
persahabatan, kemauan untuk memafkan pedang yang menaklukan
musuh-musuhnya dan membersihkan hati mereka. Pedangnya lebih tajam
daripada pedang baja.” {Pandit Gyanandra Dev Sharma Shastri, pada suatu rapat di Gorakhpur (India), 1928}
“Beliau memilih untuk hijrah daripada
harus berperang melawan rakyatnya sendiri; tetapi ketika penindasan
mereka sudah di luar batas toleransi barulah beliau mengangkat pedang
untuk membela diri. Mereka yang percaya bahwa suatu agama bisa
disebarkan dengan kekerasan adalah orang yang bodoh yang tidak tahu
jalannya suatu agama ataupun jalannya dunia. Mereka bangga dengan
kepercayaannya karena mereka berada di suatu jalan, jalan yang jauh dari
kebenaran” (Seorang jurnalis Sikh dalam Nawan Hindustan, New Delhi, 17 November 1947)
Hendra Wijaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar